Rapat Komite FAL I Tahun 2025 di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

Pekanbaru, 16 Januari 2025 – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman kesehatan global, Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru mengadakan pertemuan strategis untuk membahas rencana kontinjensi penanganan Human Metapneumovirus (HMVP) terkait penyakit HMPV. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Bandara SSK II Pekanbaru ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor, terutama yang terkait dengan kegiatan di wilayah Bandara SSK II Pekanbaru sebagai salah satu gerbang utama mobilitas internasional.
 
Acara ini dihadiri oleh Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelyanan BEA & Cukai TIPE Madya PABEAN B Pekanbaru, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Pekanbaru, Kepala Dinas Perhubungan Prov, Riau, Kepala Dinas Pariwisata Prov. Riau, Station Manager Lion Air Grup Pekanbaru, Station Manager  PT. AIRASIA Indonesia, Station Manager Malaysia Airline, Station Manager  FOR SEA & KSA SCOOT,serta stakeholder terkait lainnya.
 
Dalam pernyataannya saat memimpin diskusi, Kepala Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru dr. Aryanti, MM, MKM menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman kesehatan seperti HMPV, yang memiliki potensi besar untuk menimbulkan krisis kesehatan internasional. Bandara SSK II Pekanbaru, sebagai salah satu pintu masuk negara di wilayah Riau, harus memiliki sistem yang tangguh untuk mendeteksi, mencegah, dan menangani wabah penyakit menular yang berpotensi masuk melalui arus barang dan manusia.
 
Dalam pertemuan ini, dibahas secara mendalam berbagai skenario rencana kontinjensi yang dirancang untuk menghadapi potensi penyebaran HMPV di wilayah Bandara SSK II Pekanbaru. Pembahasan tersebut mencakup protokol deteksi dini, mekanisme pelaporan yang terintegrasi, prosedur karantina bagi pelaku perjalanan internasional, serta tahapan respons cepat jika terjadi kasus terkonfirmasi di lapangan. Setiap stakeholder yang hadir turut memberikan masukan berdasarkan peran dan tanggung jawab masing-masing, sehingga rencana kontinjensi yang telah disusun dapat diterapkan secara komprehensif dan efektif.
 
Lebih dari sekedar diskusi teknis, pertemuan ini juga menekankan pentingnya kerjasama lintas instansi dalam mengimplementasikan rencana tersebut. Sinergi antara pihak kesehatan, Bandara SSK II Pekanbaru, imigrasi, bea cukai, dan transportasi dinilai sangat krusial untuk memastikan setiap tahapan berjalan lancar tanpa hambatan.
  
Dengan ini diharapkan Bandara SSK II Pekanbaru dan instansi terkait di sekitarnya akan lebih siap menghadapi ancaman Public Health Emergency of International Concern. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat sistem kesehatan di wilayah perbatasan guna melindungi masyarakat dan negara dari ancaman kesehatan global yang semakin kompleks dan dinamis.